Cara Menentukan Posisi Buy atau Sell

 

Cara Menentukan Posisi Buy atau Sell



Tak bisa dimungkiri bahwa trader pemula sering menanyakan tentang bagaimana cara menentukan posisi buy atau sell ketika ingin mulai trading. Memang terkadang Anda sering pusing ketika ingin mengambil posisi setelah melihat harga bergerak cukup cepat dalam satu arah, namun sesaat kemudian, harga ternyata berbalik arah. Lantas bagaimana menyikapi hal tersebut?

Sebelum trading, Anda pasti sudah melakukan penelitian atau riset bahwa dengan memiliki indikator, Anda jadi dapat mengidentifikasi suatu titik balik atau trend. Namun ternyata bukan itu masalahnya. Juga bukan saat Anda sudah memilih pasangan mata uang yang cocok untuk trading. Masalahnya terletak pada kapan waktu yang tepat untuk masuk posisi atau level ke berapa untuk kita masuk posisi tersebut. Perlu diketahui bahwa hal ini termasuk salah satu hal yang diperhatikan saat belajar forex online.

Jadi kapan Anda harus buy dan kapan harus sell? Pertanyaan inilah yang sering diajukan oleh seorang trader, terutama para trader pemula yang baru memasuki dunia forex. Jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu ialah silahkan lakukan analisa! Dengan melakukan analisa, Anda jadi tahu kapan waktu yang tepat untuk buy dan kapan harus sell. Bahkan Anda jadi tahu kapan harus diam atau menunggu sampai sinyal tertentu muncul.

Daftar isi:

  • 1 Cara Menentukan Buy
  • 2 1. Grafik Candlestick Menurun, Body Candle Semakin Kecil
  • 3 2. Market Menembus Garis Resistance Terdekat
  • 4 3. Indikator Signal Berubah
  • 5 4. Koreksi Trend Naik Terhenti
  • 6 5. Market Menurun, Indikator Meninggi
  • 7 6. Grafik Candlestick Bullish Body Semakin Panjang
  • 8 Cara Menentukan Posisi Sell
  • 9 Jadi Kapan Harus Buy atau Sell?
  • 10 Akhir Kata

Cara Menentukan Buy

Untuk menentukan waktu buy, Anda perlu memastikan dulu kemana arah market akan naik. Berikut ini beberapa contoh ciri-ciri market akan naik saat:

1. Grafik Candlestick Menurun, Body Candle Semakin Kecil

Grafik yang turun memang menunjukkan bahwa saat itu ialah seller yang lebih dominan. Tapi saat body candle semakin kecil, maka hal ini menunjukkan bahwa adanya perlawanan dari buyer, sehingga tekanan yang turun itu akan kalah oleh dorongan naik. Nah, ketika dorongan naik lebih besar dari tekanan turun, sata inilah market mulai naik.

2. Market Menembus Garis Resistance Terdekat

Garis resistance dibuat dari minimal dua puncak yang sejajar. Dua puncak inilah yang akan menunjukkan bahwa di level tersebut, harga dijaga oleh seller. Tapi, ketika garis resistance berhasil ditembus, maka posisi seller sudah kalah sehingga bahwasanya untuk menembus itu membutuhkan sebuah tenaga kuat. Hal ini membuktikan bahwa tenaga buyer sedang besar sehingga buyer masih menguasai pasar dan market akan terus melonjak naik.

3. Indikator Signal Berubah

Sebagian besar indikator dirancang dari pengembangan Moving Average yang menjadi harga rata-rata market dalam periode tertentu. Saat harga rata-rata ini di atas grafik, berarti gerakan market sedang melemah sehingga cenderung turun. Maka dari itu, saat nilai indikator berpindah arah menjadi di bawah grafik, hal ini menunjukkan bahwa adanya penguatan pada market yang berdampak akan kenaikan market.

4. Koreksi Trend Naik Terhenti

Suatu koreksi digunakan untuk memastikan bahwa arah market sudah benar. Oleh karena itu, saat koreksi sudah terhenti, maka market akan bergerak lagi sesuai arah sebelumnya.

Sudah dijelaskan di point nomor 3 tadi bahwa nilai indikator ialah cerminan dari kondisi gerakan market. Hal ini berarti nilai indikator berasal dari hasil pengolahan nilai market yang terjadi. Sudah seharusnya arah market dan arah indikator itu sama. Namun saat ada penyimpangan yang dilakukan oleh market, bisa jadi arah yang benar ialah arah indikator.

6. Grafik Candlestick Bullish Body Semakin Panjang

Ketika badan candlestick mulai memanjang, maka hal ini menunjukkan sebuah dominasi oleh salah satu pihak, apakah buyer atau seller. Apabila muncul candlestick bullish dengan body lebih panjang dari sebelumnya, maka hal ini membuktikan bahwa semakin kuatnya dominasi buyer. Perlu diketahui bahwa kondisi normal ialah market akan terus naik hingga dominasi buyer ini dikalahkan oleh seller.

Cara Menentukan Posisi Sell

Sama dengan open buy, yang perlu Anda perhatikan ketika ingin membuka posisi sell ialah mengikuti arah trend saat ini. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan aksi jual, tergantung pada signal yang Anda gunakan terhadap sistem. Semakin Anda bisa memahami sistem yang digunakan, maka Anda akan semakin mengerti kapan harus melakukan sell.

Jika open buy dilakukan saat market naik, maka kebalikannya, jika Anda ingin melakukan sell, maka Anda perlu melakukan sell saat market sedang turun.

Berikut ini ciri-ciri market akan turun saat:

– Grafik candlestick meninggi, tapi body candle semakin kecil

– Koreksi trend turun terhenti

– Market menembus grafik support terdekat atau base line

– Market meninggi, tapi indikator menurun

– Indikator signal berubah dari bawah ke atas grafik indikator utama

– Grafik candlestick bearish body semakin panjang

Selain itu, Anda juga dapat melakukan posisi sell saat terjadi trend down dan kebetulan signal pada sistem melakukan aksi over atau corss. Saat ini ialah waktu yang tepat untuk melakukan aksi sell. Di saat bersamaan, harga akan cenderung bergerak fluktuatif dan bisa membuat pergerakan tidak menentu. Oleh karena itu, tetaplah pada satu turun yakni mengikuti rule sistem Anda dan lakukan sell saat terjadi cross. Namun ingat, jangan melakukan apapun saat tidak ada sinyal.

Jadi Kapan Harus Buy atau Sell?

Setelah membaca penjelasan di atas, apakah Anda masih ingin mengajukan pertanyaan tentang “kapan bisa melakukan open yang lebih tepat?”. Jawabannya ialah ketika open buy maupun open sell akan langsung benar tanpa perlu mengalami floating. Trend ini sangat penting, bahkan sebelum Anda melakukan transaksi forex, yang dilakukan terlebih dahulu ialah menganalisa prediksi trend. Jangan langsung melakukan open posisi ketika Anda tidak tahu arah trend. Hal ini bisa menjadi lebih berbahaya apabila Anda tidak mengetahui prediksi pergerakan.

Setelah Anda mengetahui dan memahami masalah ini, setidaknya jangan percaya 100 % pada analisa jika dasar yang Anda lakukan sangat meragukan. Prediksi yang Anda lakukan harus dapat dipertanggung jawabkan. Ketika Anda sudah mengetahui arah pergerakan trend dengan melakukan penglihatan trend dan tidak adanya money management, dipastikan proses trading akan tidak menentu.

Trading yang terorganisir dapat dibuat dengan mempersiapkan manajemen yang tepat. Jadi, tanpa adanya money management trading tersebut, maka akan sia-sia. Sedangkan untuk manajemen uang sendiri, terkadang tidak dipedulikan oleh sebagian trader yang justru akan menggunakan transaksi yang besar. Sangat disayangkan mereka bangga dapat open dengan volume super dengan alasan agar hasil yang didapatkan lebih besar dan cepat balik modal.

Akhir Kata

Itulah beberapa penjelasan mengenai ciri-ciri market akan bergerak naik dan turun yang dapat Anda gunakan untuk menentukan open buy dan sell. Oleh sebab itu, saat Anda melakukan analisa dan melihat kondisi diatas, Anda jadi bisa menentukan kemana arah selanjutnya untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk open buy atau open sell.

Cara menentukan posisi buy atau sell diatas sangat efektif karena berpegangan pada aturan dasar pergerakan market. Tetapi, untuk memaksimalkan penggunaannya, Anda juga harus membiasakan diri untuk melakukan pengamatan kondisi market sebelum trading. Dengan demikian, insting Anda akan menjadi lebih tajam dalam mengenali arah market selanjutnya.

Incoming search terms:

  • cara trading jika menurun maka sell
  • memahami indikator untuk posisi buy dan sell

Tags:Cara Menentukan Posisi Buy atau Sell

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Link Download Cek Siapa Orang Yang Suka Kunjungi Facebook Kamu

Aplikasi Cari Pasangan Langsung Jadi Pacar 2023

Viral ! Aplikasi Ubah Foto Jadi Pengantin